JAKARTA - Kerja keras tanpa mengenal lelah ditunjukan tim SAR gabungan mencari badan dan korban jatuhnya pesawat JT-610 di perairan Karawang H+2, Rabu (31/10/2018). Semangat dan moral tim SAR yang bekerja 24 jam nonstop tersebut semakin tinggi dengan kehadiran Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kabasarnas Marsdya TNI M Syaugi yang selama 12 jam lebih berada di lokasi pencarian untuk memimpin langsung jalannya operasi SAR.

"Kami belum berhasil menemukan body besar pesawat, namun kami optimis bahwa dalam waktu tidak lama lagi kta akan menemukannya," terang Kabasarnas bersama Panglima saat menggelar konferensi pers di Posko SAR Terpadu di Jakarta International Container TerminalĀ (JICT) 2 Pelabuhan Tanjung Priok, Rabu malam.

Dijelaskan, optismisme tersebut diperkuat dengan hasil pencarian menggunakan Remotly Operated Underwater Vehicle (ROV) yang menampilkan gambar-gambar visual kondisi bawah air. Tidak hanya itu, peralatan Ping Detector yang mendeteksi signal keberadaan blackbox pesawat juga mengirimkan sinyal positif keberadaan benda tersebut.

Lokasinya tidak jauh dari posisi last contact pesawat pada koordinat 05 derajat 46 menit 15 detik South - 107 derajat 07 menit 16 detik East dengan kedalaman 32 meter. "Jaraknya tidak jauh dari posisi kontak terakhir pesawat. Karena itu, operasi SAR malam ini dan esok hari kami fokuskan di area tersebut," lanjut Kabasarnas.

Namun, jelas Kabasarnas, tim SAR mengalami kendala cukup sulit di area tersebut. Arus bawah laut cukup deras. Tidak hanya itu, di dasar perairan tersebut terdapat peralon-peralon milik Pertamina yang riskan untuk lego (menurunkan) jangkar.

Akibatnya, kapal-kapal tidak stabil dan terbawa arus, termasuk ROV yang diluncurkan di dalam air. Selain itu, tim penyelam juga beresiko (tidak aman) untuk melanjutkan pencarian. Kabasarnas juga menegaskan, Basarnas telah koordinasi dengan Menteri ESDM untuk meminta ijin dan memastikan kawasan-kawasan yang bisa untuk lego jangkar.

"Itu kendala yang kami alami sampai saat ini. Selanjutnya, kami menunggu arus bawah laut tenang. Jika memungkinkan, malam ini juga tim underwater kami akan beroperasi," tegasnya. Sementara Panglima mengamini informasi yang disampaikan Kabasarnas.

"Saya melihat sendiri gambar-gambar dari ROV. Saya juga mendengar sendiri sinyal yang dipancarkan dari Ping Detector. Bahkan, tadi saya berharap dapat mengambil blackbox sebelum kembali ke Posko. Namun, arus bawah air memang sangat kencang sehingga kami belum bisa menemukannya," kata Panglima. Selebihnya, Panglima kembali menegaskan bahwa TNI mendukung operasi SAR yang dikoordinir Basarnas dengan mengerahkan sejumlah kapal yang ada di sekitar lokasi kejadian.

Terkait hasil operasi, hingga pukul 19. 00 malam ini, tim SAR berhasil mengevakuasi 4 kantong jenazah lagi. Total, sudah ada 53 kantong jenazah yang sudah diberi label oleh tim dari DVI dan dievakuasi ke RS Polri Kramat Jati untuk identifikasi lebih lanjut.

Sementara jumlah personil yang terlibat dalam operasi SAR gabungan hari ini sebanyak 858 personil dari Basarnas, TNI-polri, KPLP, Bakamla, Perhubungan, Bea Cukai, PMI, serta tambahan dari Potensi SAR lainnya seperti masyarakat dan nelayan.

Terkait alat utama (alut) yang dikerahkan meliputi 5 helikopter, 44 kapal, dan 15 unit ambulance. Covered area pencarian masih terbagi dalam 2 sektor utama, dimana sektor 1 pencarian bawah air dengan mengerahkan kapal-kapal yang dilengkapi dengan alat pendeteksi bawah air seperti Multi Beem Echo Sounder (MBES), Side Scan Sonar, ROV, dan Ping Locator. Peralatan tersebut terpasang pada Kapal KRI Rigel, Rubber Boat (RB) 206 Kantor SAR Bandung, Kapal Baruna Jaya BPPT, dan Kapal Dominos Pertamina.

Operasi ini juga mengerahkan tim penyelam dari Basarnas Special Group (BSG), Kopaska, Taifib, Marinir, dan penyelam-penyelam lainnya. Hingga berita ini diturunkan, Kabasarnas masih memimpin rapat koordinasi dengan tim yang ada di Posko Terpadu serta melakukan komunikasi intensif dengan tim yang 'menginap' di laut (lokasi pencarian).

Kabasarnas juga memberikan apresiasi yang tinggi dengan seluruh stakeholder yang telah mendukung pelaksanaan operasi SAR.

"Dengan sinergitas seluruh Potensi SAR dan seluruh stakeholder, serta doa dari seluruh masyarakat, kami berharap badan pesawat dan seluruh korban dapat secepatnya kami temukan dan kami evakuasi," pungkas Kabasarnas.

Seperti diberitakan sebelumnya, pesawat Lion AirĀ dengan nomor penerbangan JT 610 rute Cengkareng - Pangkalpinang mengalami kecelakaan 13 menit setelah lepas landas dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Senin (29/10/2018) pukul 06.20 WIB. Pesawat dengan personal on board sebanyak 189 orang itu jatuh di kawasan Perairan Karawang. (humas Basarnas)