Latihan Gabungan Kesiapsiagaan Dalam Menghadapi Megatrust di Sumatera Barat

Gempa bumi dengan kekuatan 8.9 SR yang berpotensi tsunami mengguncang Perairan Kepulauan In Dragon, Kamis (31/10/2024) pukul 07.50 WIB. Guncangan mengakibatkan banyaknya korban dan kerusakan infrastruktur di Kabupaten Sisir, Kota Gadang, Kabupaten Tabuik Gadang, Kota Tabuik Ketek, Kabupaten Sawit dan Kabupaten Sawit Banyak. Tidak hanya itu, sarana transportasi laut juga terkena dampak dari gempa yang berpotensi tsunami. Diperkirakan masih banyaknya korban terperangkap di dalam reruntuhan bangunan maupun sarana transportasi laut yang mengalami kecelakaan. Meskipun status potensi tsunami telah dicabut oleh BMKG, walikota Padang tetap menyatakan tahap tanggap darurat di sejumlah wilayah yang terdampak.

Hal di atas merupakan skenario latihan gabungan dari simulasi gempa yang dilakukan oleh 4 Kantor SAR di wilayah Sumatera serta unsur SAR terkait lainnya. Dibuka oleh Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Marsekal Madya TNI Kusworo Kamis (31/10/2024), latihan gabungan ini diikuti oleh Kantor SAR Padang, Mentawai, Bengkulu, dan Pekanbaru. Turut hadir menyaksikan simulasi ini Audy Joinaldy serta Forkompinda lainnya di wilayah Sumatera Barat.

Pelaksanaan simulasi latihan gabungan ini berlangsung di beberapa lokasi yakni balai kota menampilkan proses evakuasi korban yang terjebak di kendaraan terbalik dan evakuasi korban di ketinggian. Di Kantor SAR Padang proses evakuasi di bangunan runtuh dan ruang sempit. Wilayah Bungus evakuasi korban kapal terbakar, dan wilayah 50 kota proses evakuasi korban mandiri.

Kepala Basarnas dalam sambutan pembukaannya di Balai Kota menuturkan pada periode Januari s.d. September 2024, Basarnas telah malaksanakan operasi SAR sebanyak 1876 kali dengan hasil 33.289 orang selamat, 1406 meninggal dunia, dan 374 orang dinyatakan hilang. Sementara itu lanjutnya, di Kantor SAR Padang periode Januari s/d Oktober 2024 telah melaksanakan operasi SAR sebanyak 54 kali dengan hasil 1495 orang selamat, 133 meninggal dunia, dan 22 orang dinyatakan hilang. Hal tersebut tentu perlu dilakukan upaya-upaya preventif maupun respon tanggap darurat secara cepat, aman, dan terpadu dengan prinsip pelayanan yang quick action. 

“Dalam upaya pencegahan dan mitigasi, Basarnas telah melaksanakan program pelatihan Potensi SAR dan pemberdayaan masyarakat di bidang SAR di wilayah-wilayah rawan bencana. Program ini bertujuan untuk memberikan edukasi tentang SAR dan keselamatan serta menyiapkan masyarakat yang mampu melaksanakan evakuasi mandiri pada saat terjadi kondisi darurat,” jelasnya.

Kabasarnas menambahkan latihan gabungan dan simulasi ini sengaja dilaksanakan di Provinsi Sumatera Barat dengan pertimbangan wilayah kompelksitas bencana dan berpotensi terjadinya megathrust. 

“Potensi megatrust mungkin telah terjadi ratusan tahun yang lalu di negeri ini, tentu kita tidak mengharapkan bahwa hal tersebut terjadi di Sumatera Barat, maupun di wilayah lain di Indonesia, oleh karena itu penguatan kesiapsiagaan dan ketahanan masyarakat terhadap bencana perlu dilakukan secara bersama-sama antara pemerintah dan masyarakat. Kolaborasi yang erat antar seluruh pemangku kepentingan sangat efektif untuk mengurangi jumlah korban jiwa dan memberikan jaminan rasa aman kepada masyarakat,” sambungnya.