LABUAN BAJO – Sebuah kapal yang membawa 18 wisatawan dan 5 kru terbakar dan meledak di Perairan Labuan Bajo, Kamis (30/05/2024) pagi. Kapal yang hendak menuju ke Pulau Komodo itu perlahan-lahan tenggelam akibat lambung kanan jebol akibat ledakan. Seluruh penumpang panik. Awak kapal bertindak sigap dengan mengarahkan seluruh penumpang yang telah menggunakan life jacket itu untuk berenang menjauhi kapal dan survival (bertahan hidup). Awak kapal juga sebelumnya telah mengaktifkan Emergency Position Indicating Radio Beacon (EPIRB) dan panic button sehingga lokasi detail kapal naas itu diketahui Basarnas Command Center (BCC) Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas). Informasi tersebut dikirimkan ke Posko Terbadu Labuan Bajo. Tim SAR pun langsung menggelar operasi SAR.
Bersamaan dengan itu, sebuah kapal wisata lainnya melintas dan melihat kapal yang terbakar tersebut. Mereka juga melihat para korban melambaikan tangan, meminta pertolongan. Kapal itu segera merapat dan melaporkan kecelakaan tersebut ke Posko Terpadu. Para awak kapal yang merupakan warga sekitar kawasan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuhan Bajo itu kemudian dengan sigap melaksanakan pertolongan. Mereka mengevakuasi korban yang terapung-apung di laut itu dengan tehnik Reach (meraih), Throw (melemparkan alat apung), dan Row (menghampiri korban dengan perahu). Ke-23 korban akhirnya berhasil dievakuasi ke atas kapal. Kapal penolong itu kemudian bergerak menuju pelabuhan. Di atas kapal, para awak kapal penolong dengan cekatan memberikan pertolongan pertama kepada 3 korban yang membutuhkan. Korban pertama dalam kondisi pingsan dan mengalami henti jantung akibat sumbatan jalan nafas. Mereka memberikan Resusitasi Jantung Paru (RJP) hingga korban sadar dan stabil. Mereka juga melakukan pembidaian kepada seorang korban lainnya yang mengalami patah tulang serta seorang korban ketiga yang mengalami luka bakar dengan menggunakan air bersih bersuhu normal. Sampai di pelabuhan, tim ambulance sudah menunggu dan segera membawa ketiga korban ke rumah sakit untuk penanganan medis lebih lanjut.
Seperti itulah jalan cerita simulasi penyelamatan kecelakaan kapal yang dilaksanakan masyarakat sekitar DPSP Labuan Bajo yang telah mendapat pelatihan singkat oleh Basarnas.
”Latihan ini untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan keterampilan kru kapal, pemandu wisata, masyarakat, dan potensi SAR lainnya dalam menghadapi situasi darurat yang terjadi di Perairan Labuan Bajo,” terang Direktur Operasi Basarnas, Laksamana Pertama TNI Edy Prakoso.
Dijelaskan, para pelaku simulasi berjumlah 50 orang. Mereka berasal dari berbagai stakeholder dan masyarakat sekitar yang juga pelaku bisnis pariwisata di Labuan Bajo. Sebelumnya, mereka telah mendapatkan pelatihan singkat dari Basarnas.
“Orientasi simulasi ini untuk meningkatkan kesadaran kolektif masyarakat sekitar Labuan Bajo terhadap aspek keselamatan (safety) sehingga mampu mencegah atau meminimalisir jatuhnya korban jiwa saat terjadi kondisi kedaruratan atau krisis pariwisata,” imbuhnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Basarnas bersama Kementrian Parwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) kerja bareng di kawasan Destinasi Parwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo, Selasa – Kamis (28-30/5/2024). Dasar kerjasama tersebut bersumber dari Undang-undang Nomer 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan pada pasal 45. Pasal tersebut mengamanatkan bahwa penyedia jasa pariwisata yang dalam menyelenggarakan kegiatan dapat menimbulkan risiko bagi keselamatan manusia wajib menyediakan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten di bidang SAR. Pada konteks DPSP Labuan Bajo, pengelola wisata sudah tersistem dengan baik. Namun, masih perlu penguatan aspek keselamatan sehingga supporting system dari kebijakan nasional Presiden Joko Widodo benar-benar dapat diwujudkan.
Hari pertama, Selasa (28/5/2024) dilaksanakan Workshop Evaluasi dan Implementasi Protokol Keamanan dan Keselamatan di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo di Aula Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Labuan Bajo. Acara dikemas dalam diskusi panel dengan menghadirkan 6 pembicara sekaligus. Masing-masing, dari Bappenas dengan topik “Pembahasan RKP dan RPJMN tahun 2025”, dari Basarnas dengan topik “Sistem Keselamatan Maritim dan Protokol Kemanan dan Keselamatan di DPSP”, dari Kantor Kesahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) dengan topik “Implementasi Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainablility (CHSE) Pada Kapal Wisata”, dari Basarnas lagi dengan topik “Membangun Keamanan dan Keselamatan Daerah Wisata Berbasis Pemberdayaan Masyarakat”, dari Kemenparekraf dengan topik “Sistem Pengembangan Daerah Aman Bencana (SPDAB)”, dan dari KNKT dengan tema “Evaluasi dan Rekomendasi Kejadian Kecelakaan di Labuan Bajo”.
Selesai diskusi panel, acara dilanjutkan dengan pembahasan penyusunan hingga finalisasi rencana kontijensi operasi SAR penanganan kecelakaan kapal di Labuan Bajo dengan melibatkan 23 stakeholder dari kementerian/lembaga, pemerintah daerah, TNI, Polri, badan usaha, organisasi seperti perkumpulan kapal pinisi dan penyelam di kawasan Labuan Bajo. Tidak hanya itu, Basarnas dan Kemenparekraf juga mengintegrasikan system aplikasi digital dalam pelaporan kondisi kedaruratan
Hari kedua, Rabu (29/05/2024), kegiatan pemberdayaan masyarakat. Di lantai 4 Kantor BPOLBF itu, para instruktur dari Kantor SAR Maumere memberikan latihan singkat kepada 50 orang dari berbagai stakeholder dan masyarakat di sekitar Labuan Bajo. Mereka mendapatkan pembekalan, baik teori maupun praktek, hingga simulasi pertolongan di permukaan air. Materi yang diberikan mencakup pengantar pertolongan pertama dan teknik pemindahan korban, penanganan perdarahan dan cedera alat gerak, penanganan luka bakar, sumbatan jalan nafas dan Resusitasi Jantung Paru (RJP) hands only, serta safety bekerja di lingkungan perairan dan metode pertolongan di air (reach, throw, and row).
Sementara di lantai 1 dilaksanakan paparan “Isu Terkait Kejadian Keselamatan dan Keamanan di DPSP” oleh BPOLBF Labuan Bajo dilanjutkan diskusi action plan yang dihadiri Deputi Bidang Pengembangan dan Infrastruktur Kemenparekraf dan Direktur Operasi Basarnas, Laksma TNI Eddy Prakoso.
Dan, hari ketiga (Kamis, 30/5/2024) rangkaian kegiatan dari hari pertama dan kedua diaplikasikan dalam bentuk simulasi di area Pelabuhan KSOP Labuan Bajo. Rangkaian kegiatan diakhiri dengan penandatanganan hasil penandatanganan rencana kontijensi (renkon) dan pengukuhan kelompok wisata berbasis SAR.
“Harapan kami, kerja sama antara Basarnas dan Kemenparekraf ini dapat meningkatkan kualitas pariwisata dari aspek keselamatan sehingga memberikan dampak positif bagi masyarakat, khususnya di kawasan destinasi super premium Labuhan Bajo,” pungkasnya. (*)