BALIInternational Search and Rescue Advisory Group Asia-Pacific Regional EarthQuake Response Exercise (INSARAG AP ERE) 2022 masih berlangsung di Hotel Grand Hyatt, Nusa Dua, Bali. Di hari ketiga, Rabu (7/9/2022), skedul latihan adalah pemberangkatan tim SAR dari negara-negara yang datang memberikan bantuan Urban SAR (USAR) ke medan operasi. Wilayah operasi sudah dibuat skema dan dibagi dalam beberapa sector operasi USAR. Mereka akan bekerja sesuai dengan kemampuan, baik secara indivindu, team, dan peralatan yang dibawanya. Sebelum diberangkatkan, tim SAR dari luar negeri tersebut telah mendapatkan data-data yang diperlukan seperti peta lokasi, jumlah korban, jenis reruntuhan bangunan, cuaca, hingga peralatan yang dibutuhkan untuk operasi SAR oleh USAR Coordination Cell (UCC). Selanjutnya mereka mendiskusikan rencana operasi dan kesiapan tim serta mengikuti briefing sebelum diberangkatkan ke sektor operasi SAR dari Base of Operation (BOO).

Sampai di sektor operasi, mereka langsung menjalankan operasi SAR. Ada 4 sektor dalam simulasi ini, yakni sektor A, B, C, dan D. Masing-masing tim tidak bekerja sendiri, tetapi kolaburasi dengan tim lain dari luar negeri dan tim local dari Indonesia. Di sector A, juga tidak hanya menangani 1 kasus. Tetapi terdapat banyak kasus yang harus ditangani oleh banyak tim yang ditandai dengan Sektor A1, A2, A3, dan seterusnya.

Biasanya, dinamika yang terjadi di lapangan begitu kompleks. Mereka saling koordinasi dan kolaburasi, secara tim maupun dari aspek peralatan untuk memecahkan masalah yang terjadi di lapangan saat itu juga. Jika ada permintaan dukungan personil atau peralatan, kepala tim akan langsung koordinasi dengan UCC. UCC lah yang memfasilitasi permintaan tim di lapangan tersebut.

Setelah operasi, masing-masing tim USAR baik dari dalam maupun luar negeri melaporkan hasil yang dicapai kepada UCC. Selanjutnya, dilakukan evaluasi sekaligus membahas hasil operasi serta solusi terkait kendala-kendala yang dihadapi di lapangan. Dalam evaluasi itu juga dibahas rencana operasi SAR untuk esok harinya. Semua tahapan dalam latihan tersebut dibawah kendali exercise control (excon) yang expert dari berbagai negara, termasuk Indonesia.  

 “Kemampuan tim USAR dan kecanggihan peralatan yang relevan dengan medan operasi menjadi kunci keberhasilan operasi SAR. Selebihnya koordinasi antar tim di lapangan dan tim SAR yang ada di UCC dapat mengekselerasi kecepatan respon tim SAR dalam penanganan korban yang sedang terjebak atau tertimbun reruntuhan. Dalam operasi ini, tim SAR berpacu dengan golden time untuk menyelamatkan korban,” jelas Kabasarnas Mardsya TNI Henri Alfiandi.

Kabasarnas kembali menekankan, orientasi INSARAG AP ERE 2022 untuk memberikan keyakinan kepada dunia internasional, khususnya kepada negara-negara peserta KTT G20 yang akan bersidang pada November 2022 nanti di Bali.

“Basarnas mendukung penuh pelaksanaan presidensi G20 dengan kesiapsiagaan menghadapi ancaman kedaruratan gempa bumi. Recover Together, Recover Stronger!” pungkas Kabasarnas.

Seperti diberitakan sebelumnya, scenario latihan diawali dengan terjadinya gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,4 SR mengguncang Bali. Kabupaten Buleleng menjadi kawasan yang terdampak paling parah. Diceritakan, Tim SAR lokal dari Indonesia SAR (INASAR) dibawah kendali Basarnas kewalahan menghadapi dampak gempa yang masif dan mengakibatkan banyak korban khususnya korban tertimbun reruntuhan bangunan yang mayoritas turis dari berbagai negara itu.

INASAR melalui Presiden Republik Indonesia selanjutnya meminta bantuan SAR internasional. Negara-negara yang tergabung dalam INSARAG Asia Pacific Regional pun turun tangan. Tim SAR dari luar negeri yang datang pertama kali di Indonesia melalui Airport I Gusti Ngurah membuat posko Reception Departure Center (RDC). Di situ, mereka mendata jumlah personil dan peralatan USAR yang dibawa masing-masing tim SAR dari negara yang mengirimkan bantuan SAR. Dari RDC, tim SAR yang datang diarahkan ke USAR Coordination Cell (UCC) untuk mendapatkan berbagai data detail terkait medan atau peta area operasi SAR, jumlah korban, jenis bangunan yang runtuh, hingga peralatan yang dibutuhkan. Mereka juga mendapatkan data terperinci terkait jaring komunikasi, koordinasi, beserta mekanisme kerja tim. Sementara bantuan medis diarahkan ke Emergency Medical Team Coordination Cell (EMTCC). Dari UCC, mereka mendapatkan briefing di Base of Operation (BOO) sebelum diberangkatkan ke lokasi operasi SAR yang telah dibagi dalam beberapa sektor operasi.