Kantor International Civil Aviation Organization (ICAO) Regional Asia Pasifik merilis hasil perekaman Status Search And Rescue (SAR Status) Tahun 2022 dan menempatkan Tim SAR Indonesia pada posisi 4 besar se-Asia Pasifik, bersama dengan Singapore, Amerika Serikat, dan Australia.

Hasil perekaman ini nantinya menjadi bahan laporan pada forum yang lebih tinggi, yaitu Asia/Pacific Air Navigation Planninig and Implementation Regional Group (APANPIRG) mendatang. Penilaian status oleh ICAO dipertimbangkan dari parameter operasi pencarian dan pertolongan (SAR) pada bidang penerbangan yang dinilai berhasil, sukses, dan termenej dengan baik, yang melibatkan unsur pemerintah yang diwakili Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) dan potensi SAR, baik dari instansi lain maupun organisasi kemasyarakatan.

Prestasi Tim SAR Indonesia meroket sejak penanganan kecelakaan pesawat Air Asia QZ-8501 yang jatuh di perairan Laut Jawa, sekitar Pangkalan Bun pada 28 Desember 2014. Disusul kemudian penanganan kecelakaan Lion Air JT-610 yang jatuh di perairan Karawang Jawa Barat pada 29 Oktober 2018, dan kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di perairan Tangerang pada 9 Januari 2021 silam. Selain itu, beberapa catatan penanganan kecelakaan pesawat di Papua dan tempat lain menjadi pelengkap capaian prestasi Tim SAR yang dikoordinasikan Basarnas.