Ponorogo – Tim SAR gabungan menghentikan upaya pencarian para korban bencana tanah longsor di desa Banaran, kecamatan Pulung, kabupaten Ponorogo, pada Minggu (9/4). Proses pencarian 24 jenazah korban yang belum ditemukan ini dinyatakan selesai berdasarkan hasil rapat evaluasi antara Bupati Ponorogo, BPBD, Basarnas, Unsur TNI – POLRI dan seluruh pihak yang terlibat.Kepala Seksi Operasi Kantor SAR Surabaya, Gusti Anwar Mulyadi mengatakan, kesepakatan penghentian upaya pencarian sisa korban diambil setelah terjadi tanah longsor susulan berskala besar di sektor pencarian D, pada pukul 11.43 WIB. Kondisi ini tentu akan sangat membahayakan keselamatan jiwa tim SAR gabungan jika upaya pencarian terus dilakukan.Meskipun tidak ada korban jiwa, namun ada sejumlah kerugian materil akibat tanah longsor susulan ini, yaitu dua unit rumah, lima unit sepeda motor, tiga unit alkon atau alat penyemprot air, satu unit excavator, satu unit mobil K9 milik Polda Jatim dan satu unit mobil milik relawan yang tertimbun material tanah longsor.Sebelum tanah longsor susulan ini terjadi, tim SAR gabungan yang melakukan pencarian di sektor A berhasil menemukan satu jenazah korban, pada pukul 08.46 WIB. Setelah berhasil dievakuasi dari lokasi penemuan, selanjutnya jenazah tersebut diserahkan kepada tim DVI Polda Jatim untuk diidentifikasi.Seperti yang diberitakan sebelumnya, tiga jenazah korban tanah longsor telah ditemukan tim SAR gabungan di sektor pencarian C. Berdasarkan hasil identivikasi tim DVI Polda Jatim, identitas ketiga jenazah korban tersebut diketahui atas nama Sunadi (47), Katemi (70) dan Iwan (30).Upaya pencarian sisa korban bencana tanah longsor di Banaran ini melibatkan banyak pihak, diantaranya BASARNAS, unsur TNI – POLRI, BPBD, PMI, Perhutani, TAGANA, SAR Dog, RAPI, Senkom, MDMC, SAR MTA, FKPU, MSR, AGL, Solo Peduli, ICWP, PKS, KRI, SAR Solo, SAR Surabaya, BP Kwarcab Ponorogo, PALA, ACT dan JIC.Berdasarkan informasi dari BNPB dan sejumlah korban selamat, bencana tanah longsor ini terjadi saat warga desa Banaran kembali dari tempat pengungsian ke desa mereka untuk melakukan panen jahe. Di tengah proses memanen jahe ini, tiba-tiba para warga desa yang tersebut dikejutkan dengan suara gemuruh dan asap.Tidak lama kemudian, bencana tanah longsor pun terjadi sekitar pukul 07.40 WIB. Mereka pun segera berlari menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman. Namun naas, 28 orang warga yang tidak sempat menyelematkan diri, ikut tertimbun tanah longsor.Bencana tanah longsor yang terjadi di desa Banaran ini sendri telah menyebabkan 35 menjadi korban. Jumlah korban jiwa sebanyak 128 orang, yang terdiri dari 100 orang korban selamat dan 28 orang korban sisanya belum ditemukan. Diduga 28 sisa korban ini ikut tertimbun material tanah longsor. (Lib)