JEMBRANA - Seoraang nelayan dikabarkan belum kembali ketika melaut di Perairan Air, Jembrana, pada Kamis (11/1/2018). Laporan yang diterima Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar (Basarnas) menyebutkan identitas nelayan nahas tersebut atas nama Supandi (40) warga Dusun Ketapang Muara, Desa Pengambengan, Jembrana. Selaku pelapor, IB Tripana (anggota Pol Air Jembrana) menghubungi melalui telepon genggamnya sekitar pukul 14.40 Wita. Ia juga memberikan keterangan tentang Supandi yang pergi melaut sejak kemarin, Rabu (10/1/2018) malam, namun hingga siang tadi korban tak kunjung kembali. Istri korban menuturkan bahwa ia sempat menghubungi korban dan disampaikan posisi suaminya berada disekitar Perairan Air Kuning. "Ciri-ciri sampan yang dibawa suami saya berwarna biru dengan dua kantih," jelasnya.

Basarnas segera mengerahkan personil dari Pos Pencarian dan Pertolongan Jembrana dengan kekuatan 8 personil dan membawa rubber boat serta peralatan SAR pendukung lainnya. Setelah mereka tiba di lokasi, langsung berkoordinasi dengan potensi SAR dan keluarga korban serta nelayan setempat. Saat itu cuaca terlihat mendung dan mulai turun hujan, dengan kecepatan angin 13 Knot dari barat ke arah timur, sementara kecepatan arus 0,5 Knot, diperkirakan tinggi gelombang mencapai 1 meter.

Upaya pencarian dilakukan di sekitar Perairan Air Kuning bersama tim SAR gabungan menggunakan rubber boat. Pada pukul 16.45 Supandi berhasil ditemukan dalam keadaan selamat di posisi 08°24'31.00"S - 114° 36'42.00"E, sekitar 2.30 NM heading 295° arah barat dari lokasi kejadian. Bersama dengan sampannya, ia ditarik menuju Pantai Air Kuning dan tiba sekitar pukul 16.55 Wita.

Kepala Kantor Pencarian dan Pertilongan Ketut Gede Ardana, S.E. mengatakan bahwa kejadian ini adalah kali ke dua di bulan Januari, namun posisi operasi SARnya berbeda. " Selain menangani kejadian di Perairan Air Kuning ini, tim SAR di Pos Pencarian dan Pertolongan Karangasem masih melaksanakan operasi SAR nelayan hilang saat melaut, sampai hari ini belum ditemukan," ungkapnya. Kondisi cuaca yang ekstrim seperti minggu-minggu belakangan ini, menuntut nelayan harus berhati-hati saat melaut. "Perahu harus dalam kondisi baik ketika melaut, bahkan harus membawa peralatan safety, khusunya dalam kondisi cuaca buruk. Antisipasi itu perlu demi keselamatan," imbuhnya.

Selain keterlibatan Basarnas dalam operasi SAR tersebut, ada peranan potensi SAR lainnya yakni Pol Air Pengambengan dengan 4 orang personil, BPBD Jembrana dengan 4 orang personil, keluarga korban dan nelayan setempat. (ay/ hms dps)

index2 (1).jpg