TIGARAS - Memasuki hari ke-15 sebanyak 164 korban KM Sinar Bangun VI yang tenggelam di Perairan Danau Toba Senin (18/6) masih belum berhasil ditemukan.
Minggu (1/7) Pemkab Simalungun, Badan Nasional Pemcarian dan Pertolongan (Basarnas), Jasa Raharja, tokoh agama setempat, dan Forkompinda melakukan pertemuan dengan keluarga korban. Pertemuan ini dimaksudkan untuk memusyawarahkan terkait pelaksanaan operasi pencarian KM Sinar Bangun VI yang sudah berjalan selama 14 hari.
Brigjen TNI Bambang Suryo Aji selaku Direktur Operasi Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) pada kesempatan itu memberikan penjelasan kepada seluruh keluarga korban terkait pencarian yang sudah dilakukan dan apa saja kendala terbesar selama pencarian. Hal ini dilakukan agar keluarga korban tidak menerima informasi yang simpang siur.
Setelah mendapat penjelasan, keluarga korban pun bisa mengerti bahwa karakteristik Danau Toba berbeda dengan danau pada umumnya mulai dari kedalaman yang mencapai 450meter, suhu di bawah air yang semakin dingin serta ketinggian ombak sampai 3 meter.
Dua orang perwakilan keluarga korban menyatakan bahwa mereka ikhlas dan meminta pencarian ini segera dihentikan.
"Saya tidak tega lagi melihat mereka, biarlah mereka sudah tenang. Kita semua adalah mahluk Tuhan dan pasti akan kembali ke Tuhan", ujar Suyadi Senin siang di Kantor Bupati Simalungun
Sementara itu Bupati Simalungun JR. Saragih mengtakan bahwa pencarian yang dilakukan selama kurang lebih 2 minggu sudahlah maksimal dan hendaknya keluarga mengikhlaskan korban.
"Berbagai upaya telah dilakukan Basarnas, seluruh alat yang dimilikipun telah dikerahkan namun Danau Toba tidak sama dengan danau yang lainnya. Alangkah baiknya keluarga yang sudah tenang di sisi Tuhan tidak diganggu lagi".
"Nantinya kita akan membangun monumen untuk mengenang seluruh korban yang tidak ditemukan. Jadi jika pihak keluarga ingin berdoa ataupun mengenang bisa langsung datang ke monumen ini", jelasnya. (an)