Jakarta - Panglima TNI Jenderal Hadi Tjahjanto menegaskan bahwa TNI mendukung tugas dan fungsi Basarnas di bidang pencarian dan pertolongan (SAR). "Sudah menjadi kewajiban TNI untuk mendukung pelaksanaan tugas di bidang SAR," tegas Panglima saat mengunjungi Posko SAR Terpadu di Jakarta International Container TerminalĀ (JICT) 2 Pelabuhan Tanjung Priok, Rabu (31/10/2018) pagi pukul 08.00 WIB. Sejak mendapat informasi jatuhnya pesawat, unsur-unsur TNI khususnya yang berada di sekitar lokasi kejadian langsung melakukan koordinasi dan aksi pencarian dengan mengerahkan personil, sarana dan prasarana yang ada, termasuk mengerahlan KRI Rigel yang dilengkapi dengan peralatan deteksi bawah air. Sementara Kabasarnas Marsdya TNI M Syaugi menegaskan bahwa sinergitas antara Basarnas dengan seluruh Potensi SAR, khususnya TNI - Polri sudah terjalin sangat erat pada setiap operasi SAR, baik kecelakaan, bencana, dan kondisi membahayakan jiwa manusia. "Sinergitas dengan mengutamakan komunikasi dan koordinasi ini sangat menentukan keberhasilan dalam pelaksanaan operasi," tegas Kabasarnas. Selebihnya, Basarnas, TNI-Polri, serta stakeholder lainnya merupakan representasi dari pemerintah dalam memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat, khususnya yang tengah mengalami musibah.
"Sekali lagi saya sampaikan bahwa ada tiga kata kunci pada setiap pelaksanaan operasi SAR. Yang pertama, kami selaku pemerintah, serius dan hadir saat terjadi musibah. Yang kedua, kami all out, dengan mengerahkan segala daya dan upaya kami, baik personil maupun peralatan yang ada untuk segera menemukan dan mengevakuasi seluruh korban. Dan yang ketiga, kami bekerja dengan hati. Operasi SAR adalah misi kemanusiaan yang mulia. Kami bisa merasakan apa yang dirasakan masyarakat, khususnya para keluarga korban. Untuk itu, kami minta doa dari seluruh masyarakat, agar seluruh korban dapat kami temukan, dan dapat kami evakuasi apapun kondisinya," tutur Kabasarnas. Selanjutnya, Panglima dan Kabasarnas serta jajaran bergerak menuju lokasi pencarian dengan menggunakan KRI I Gusti Ngurah Rai. Sementara hasil operasi hingga pagi ini, tim SAR telah berhasil mengevakuasi 48 kantong jenasah, serpihan puing pesawat, dan identitas korban. Terkait operasi hari ini, tim SAR masih melaksanakan penyisiran di sektor 1 maupun sektor 2. Di sektor 1 pencarian mengerahkan empat kapal yang dilengkapi dengan peralatan deteksi bawah air. Yang pertama, KRI Rigel dengan dilengkapi dengan peralatan Multi Beem Echo Sounder (MBES), Side Scan Sonar, dan Remotly Operated Umderwater Vehicle (ROV). Yang kedua, KN SAR 206 Bandung yang dilengkapi dengan Side Scan Sonar. Yang ketiga, Kapal Baruna Jaya milik BPPT yang dilengkapi dengan MBES, Ping Locator untuk memdeteksi sinyal blackbox, dan ROV. Sedangkan yang keempat, Kapal Dominos milik Pertamina yang dilengkapi dengan Side Scan Sonar, MBES, Ping Locator, dan Digital Global Positioning System (DGPS). Tidak hanya itu, pada sektor ini juga dikerahkan para penyelam dari Basarnas Special Group (BSG), Kopaska, Taifib, dan Potensi SAR lain yang memiliki kompetensi di bidang underwater atau penyelaman. Covered area sektor 1 ini di sekitar last contact pesawat pada koordinat 05 derajat 46 menit 15 detik South dan 107 derajat 07 menit 16 detik East. Sementara pada Sektor 2, dikerahkan 30 kapal lebih dari Basarnas, Kementerian Perhubungan, Polair, KPLP, Bea Cukai dan lainnya untuk pencarian di permukaan air. Tidak hanya itu, Basarnas juga mengerahkan helikopter untuk searching dari udara.
Seperti diberitakan sebelumnya, pesawat Lion AirĀ dengan nomor penerbangan JT 610 rute Cengkareng - Pangkalpinang mengalami kecelakaan 13 menit setelah lepas landas dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Senin (29/10/2018) pukul 06.20 WIB. Pesawat dengan personal on board sebanyak 189 orang itu jatuh di kawasan Perairan Karawang. (humas Basarnas)