JAKARTA – Peringatan dua (2) tahun meninggalnya para pejuang kemanusiaan, Keluarga Besar Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) memperingati dengan menggelar doa bersama. Bertempat di Masjid Al – Kautsar, doa bersama ini dihadiri Kepala Basarnas, para pejabat eselon I, II, III, dan IV serta pegawai di lingkungan Kantor Pusat Basarnas. Tampak juga masyarakat sekitar yang turut serta dalam acara ini.

Diawali dengan sholat  dzuhur berjamaah, doa bersama dipimpin secara langsung oleh Ustad Damiri, S.Ag. Duka mendalam masih tetap dirasakan oleh keluarga Basarnas meskipun tragedi yang menewaskan delapan (8) putra terbaik sudah berlangsung dua tahun lalu. Pembacaan Yaasiin, tahlil serta doa untuk para almarhum dipanjatkan dengan penuh khusyuk oleh seluruh jamaah yang hadir. Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Bagus Puruhito dalam sambutannya menyampaikan bahwa mereka adalah pejuang-pejuang kemanusiaan yang gugur dalam tugas. Basarnas berduka, namun juga bangga atas dedikasi mereka sampai akhir hayat dalam tugas-tugasnya. 


“Yang memiliki hidup kita, jasad kita, dan nyawa kita, pada hakikatnya adalah ALLAH SWT. jadi kapanpun, dimanapun, dan bagaimana cara nyawa kita diambil, terserah atas kehendak ALLAH yang Maha Kuasa. Kita tidak perlu takut, selama kita menjalankan perintah dan ajaran-ajaran agama yang kita yakini. Kita takut, jika kita merasa tidak siap dan banyak dosa-dosa yang kita perbuat”, terang Bagus. 

 

“Saudara-saudara kita yang gugur di medan tugas tersebut adalah putra-putra terbaik Basarnas. Kepada sanak saudara dan keluarga yang ditinggalkan, saya berharap diberikan ketabahan, kesabaran, dan jiwa yang besar menghadapi kenyataan ini”, sambungnya. 

Pada momentum ini, Bagus mengajak seluruh pegawai di lingkungan Basarnas untuk melanjutkan perjuangan para pahlawan-pahlawan kemanusiaan di medan tugas lainnya pada hari ini dan masa yang akan.  

“Mari jadikan doa bersama ini sebagai representasi batin kita sekaligus apresiasi tertinggi untuk rekan-rekan kita yang telah gugur di medan tugas. Kita harus mampu memetik hikmah yang ada didalamnya. Kita bekerja dengan resiko tinggi, untuk itu saya berpesan agar selalu berhati-hati dan selalu memperhatikan faktor keselamatan dalam bekerja. Keselamatan adalah hal utama dan nomor satu”, pesan Bagus kepada seluruh pejabat dan pegawai Basarnas yang hadir.


Sementara itu, Keluarga Besar Kantor Pencarian dan Pertolongan Semarang setelah menggelar doa bersama dilanjutkan menuju lokasi jatuhnya heli untuk melakukan prosesi tabur bunga di Monumen Canggal. Seperti yang diketahui 2 Juli 2017, Basarnas dikejutkan dengan tragedi jatuhnya salah satu helikopter HR3602 di Bukit Muntung, Gunung Butak Desa Canggal. Helikopter yang membawa empat (4) personil Basarnas yakni Nyoto Purwanto, Catur Bambang Soelistyo, Maulana Affandi, dan Budi Restiyanto serta empat kru TNI AL yaitu Mayor Hartanto, Mayor Solihin, Ltd Budi, dan Serma Hari Marsono saat itu sedang melakukan pemantauan terhadap letupan Kawah Sileri di Desa Kepakisan, Pegunungan Dieng, Kabupaten Jatinegara.  

Kecelakaan itu tentunya begitu menyesakkan dada seluruh pegawai di lingkungan Basarnas maupun TNI AL, dari sabang sampai merauke. Tidak hanya pegawai, para potensi Basarnas pun turut merasakan duka yang mendalam. (an)

Sahabat…
Selamat Jalan Menghadap Tuhan
Terpatri Erat Peranmu
Kugenggam Erat Citamu
Kan ku Lanjut Sampai nanti
Damailah di Surgamu
Aamiin…