JAKARTA - Sebanyak 298 kantong human body remains (bagian tubuh korban) berhasil dievakuasi tim SAR gabungan selama 8 hari pelaksanaan operasi SAR jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-18, Sabtu (16/1/2021).  Sementara serpihan kecil total sebanyak 54, dan serpihan besar sebanyak 51 bagian. 
Selanjutnya, operasi SAR oleh tim penyelam malam ini dihentikan. Operasi dilanjutkan oleh kapal-kapal yang dilengkapi dengan peralatan underwater seperti multibeam echosounder dan Remotely Operated Vehicle (ROV). "Malam ini sudah tidak ada penyelaman lagi karena faktor visibilitas. Namun, akan dilanjutkan oleh ROV untuk mencari obyek pencarian," jelas Mayjen TNI Bambang Suryo Aji, Deputi Bidang Operasi Pencarian dan Pertolongan, dan Kesiapsiagaan Basarnas, saat konferensi pers di JICT 2 pukul 19.30 WIB. 
Pada kesempatan tersebut juga disampaikan hasil operasi SAR bencana gempa bumi di Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat.  "Korban meninggal dunia hingga malam ini sebanyak 49 jiwa, dari Mamuju 40 jiwa dan Majene 9 jiwa," katanya.
Basarnas pada operasi ini mengerahkan tim SAR dari Kantor SAR Mamuju, Makassar, Palu, Balikpapan, Gorontalo, dan tim Inasar dari Kantor Pusat Basarnas.  Total personil yang dikerahkan sebanyak 100 orang dengan perlengkapan ekstrikasi sebanyak 17 set. 
Basarnas juga didukung penuh oleh unsur SAR lainnya, seperti TNI, Polri, BNPB, BPBD, dan stakeholder lainnya yang ada di Mamuju dan Majene.  Sementara operasi SAR tanah longsor di Sumedang, Jawa Barat, dari jumlah korban sebanyak sebanyak 65 orang, 25 orang berhasil diselamatkan, 27 orang ditemukan meninggal dunia, dan 13 orang masih dalam pencarian.
Seperti diberitakan sebelumnya, pesawat Sriwijaya SJ-182 route Jakarta-Pontianak dilaporkan hilang kontak pada Sabtu (09/1/2021) sore sekitar pukul 14.40 WIB. Pesawat jatuh di kawasan Kepulauan Seribu pada koordinat 05°57’47.81’’ S – 106°34’10.76’’ E. Pasawat yang bertolak dari Bandara Soekarno-Hatta tersebut mengangkut penumpang sebanyak 62 penumpang, terdiri dari 6 awak aktif, 40 orang dewasa, 7 anak-anak, 3 bayi dan 6 awak sebagai penumpang. 
Di saat operasi SAR SJ-182 tengah berlangsung, bencana tanah longsor terjadi di Desa Cihanjuang Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang, Sabtu (09/12) sekitar pukul 16.45 WIB. Longsor berikutnya terjadi sekitar pukul 19.30 WIB. Longsor kedua ini mengakibatkan lebih banyak korban tertimbun karena pada saat kejadian banyak warga dan tim SAR gabungan yang sedang melakukan evakuasi dan pendataan jumlah korban pada longsor pertama.
Bencana selanjutnya adalah banjir yang merendam sejumlah daerah di Kalimantan Selatan (Kalsel) dalam beberapa hari terakhir dengan kedalaman 2-3 meter akibat intensitas hujan yang tingg. Terdata, 5202 warga dievakuasi. 
Belum selesai, bencana gempa bumi cukup besar mendera Sulawesi Barat. Mamuju dan Majene digoncang 2 gempa berkekuatan cukup besar selama 2 hari berturur-turut.  
Gempa pertama terjadi hari Kamis (14/1/2021) pukul 14.45 WITA dengan kekuatan magnitudo 5,9. Pusat gempa di darat, tepatnya 4 km arah barat laut Majene. Gempa kedua dengan skala lebih besar, 6,2 SR menyusul keesokan harinya, Jumat (15/1/2021) dini hari pukul 02.28 WITA. Gempa pada kedalaman 10 km itu berjarak sekitar 35 km selatan Kota Mamuju dan sekitar 62,2 km sebelah utara Kota Majene. 

Puluhan korban meninggal dunia. Gempa tersebut juga mengakibatkan longsor di 3 titik sepanjang jalan poros Majene-Mamuju, kerusakan infrastrukur seperti jembatan, gedung perkantoran, ruko, hotel, puskesmas, kendaraan, dan ratusan rumah warga mengalami kerusakan berat hingga ringan. (*)