Gempa bumi berkekuatan 7,5 SR mengguncang Negara Jakapura, Senin (14/12/2020) pagi sekitar pukul 08.00 waktu setempat. Akibatnya negara tersebut mengalami kerusakan infrastuktur yang cukup luas. Bangunan tempat tinggal maupun bangunan lainnya dilaporkan runtuh dan ribuan orang dilaporkan hilang. Pukul 10.00 waktu setempat Pemerintah Jakapura yang terdampak gempa meminta bantuan USAR Internasional. 

Menanggapi hal tersebut pemerintah Indonesia berinisiatif memberikan bantuan kemanusiaan dengan mengirimkan tim INA 10 ke Jakapura. Selanjutnya tim INA 10 segera diaktifkan dan melakukan registrasi anggota, pemeriksanaan kesehatan hingga meminta persetujuan Presiden.

Tim INA 10 selanjutnya dikerahkan menuju lokasi terdampak dan sesampainya disana tim langsung berkoordinasi dengan Local Management Autority (LEMA) serta mendirikan Base Of Operation (BOO) dan Revevingin Departure Center (RDC). Hasil koordinais dengan Lema, tim INA 10 yang terdiri dari 4 tim dikirimkan ke 4 lokasi yang berbeda. Lokasi pertama terdapat korban yang terjebak di bangunan bertingkat, lokasi kedua korban terjebak di laboratorium dan tertimpa beton, lokasi ketiga korban terjebak di dalam mobil, dan lokasi keempat korban terjebak di bangunan lantai tiga namun tim harus memadamkan kobaran api terlebih dahulu.  

Proses evakuasi berlangsung sangat lama. Tim harus terlebih dahulu membuka akses jalan yang tertimbun bangunan runtuh untuk dapat mengevakuasi korban. Berbekal peralatan urban SAR, tim INA 10 akhirnya berhasil mengevakuasi korban. Selama kurang lebih 36 jam tim INA 10 bekerja secara bergantian untuk dapat mengevakuasi seluruh korban di masing-masing lokasi terdampak.

Kejadian dia atas merupakan skenario yang harus dijalankan para peserta diklat urban SAR Basarnas. Sebanyak kurang lebih 50 peserta mengikuti diklat Urban SAR yang berlangsung mulai dari 22 November sampai 14 Desember 2020 di Balaik Diklat Basarnas. 

Kepala Balai DIklat Iwan Rosyadi menyampaikan ada 3 hal yang menjadi alasan penyelenggaraan diklat Urban SAR ini. Pertama di 2019 Indonesia sudah lolos IEC di level medium, rencananya kita akan mengikuti IEC untuk level heavy pada 2023 dan para peserta inilah yang nantinya disiapkan sebagai cadangan tim urban SAR untuk penilaian tersebut. Kedua INSARAG saat ini sedang gencar melakukan akreditasi nasional untuk tim Urban Nasional masing-masing negaranya.

“Diklat urban SAR ini juga untuk menyiapkan Kantor Pencarian dan Pertolongan untuk mengikuti akreditasi Nasional urban SAR, sehingga saat terjadi gempa tim urban nasional diharapkan dapat memberikan pertolongan pertama ditingkat nasional,” jelas Iwan. 

Iwan menambahkan alasan yang ketiga diadakannya diklat urban SAR ini agar para rescuer bisa memberikan bantuan awal untuk melakukan assesment SAR 1 sampai 3. (nv)