Dedikasi Sampai Akhir

Sub: Dua Rescuer Basarnas Gugur di Medan Tugas

Jenazah Dodi Prananta dimakamkan sekitar pukul 02.30 WIB, Rabu (23/10/2024). Setelah ditemukan, jenazahnya dievakuasi ke RSUD Kabupaten Tanah Karo dan dimandikan. Jenazah korban selanjutnya disemayamkan ke rumah duka dan sempat dibawa ke masjid untuk dishalatkan.

Seperti diberitakan sebelumnya, setelah 8 hari dalam pencarian tim SAR, dua (2) rescuer Kantor SAR Medan atas nama Tengku Rahmatsyah Putra (36) dan Dodi Prananta (38), akhirnya berhasil ditemukan, Rabu (23/10/2024) petang. Keduanya ditemukan di bendungan PT Wampu Electric Power (WEP) Desa Rih Tengah, Kecamatan Kutabuluh, dalam keadaan meninggal dunia. Sebelumnya, mereka melaksanakan operasi SAR mencari korban hanyut di Sungai Solok menggunakan rafting. Namun, rafting mereka menabrak kayu yang melintang di sungai dengan arus sangat deras. Akibatnya, rafting terbalik. Tim SAR berjumlah 6 personel terlempar dan hanyut terseret arus. 4 personel berhasil menyelamatkan diri. Namun, 2 personel tersebut meninggal dunia.

Dodi Prananta lahir di Medan, 12 April 1986. Golongan pangkatnya Pengatur Tk. I (II/d). Laki-laki dengan tinggi 165 centimeter dan berat badan 55 kilogram tersebut tinggal di Jl. Pasar Nipon Lingkungan 6 No.2, Pasir Pasir, Medan Marelan, Medan Kota, Sumatera Utara. Ia lulusan SMA Hangtuah Belawan tahun 2005. Dia juga pernah mengikuti pelatihan proficiency in survival craft and rescue boats dan inpassing jabatan fungsional rescuer. Dodi mendapatkan Satyalancana Karya Satya 10 tahun pada tahun 2018.

Putra pasangan Alm. Eidith Rosana dan Suparmin tersebut menikah dengan Siti Hasnah Siregar, seorang ASN guru di SMP Negeri 3 Sei Rampah. Ia menikahi perempuan kelahiran Medan, 02 September 1983 tersebut pada tanggal 20 April 2013. Pasangan ini dikaruniai 3 putra, masing-masing Faqih Khairi Rahman (10) yang duduk di kelas 5 SD, Muhammad Ashari Ramadhan (9) duduk di kelas 4 SD, dan Muhammad Reyhan Pahlevi (3).

Dodi yang angkatan 2007 itu mengawali kariernya sebagai rescuer di Pos SAR Sibolga pada tahun 2008-2012, ABK KN 203 tahun 2012-2015, dan rescuer di Kantor SAR Medan tahun 2015 sampai sekarang. Dodi pernah terlibat dalam berbagai operasi SAR, diantaranya operasi SAR Cassa 201 di Gunung Leuser Bahorok tahun 2011, operasi SAR Pesawat Hercules di Jl Djamin Ginting Medan tahun 2015, dan operasi SAR KM SInar Bangun di Danau Toba tahun 2018.

Kepribadian Dodi pendiam. Dia sangat ramah dan peduli dengan teman-temannya. Dia selalu menjadi garda terdepan dalam setiap operasi SAR, baik skala besar maupun operasi SAR kecil. Dia juga rajin mengikuti semua kegiatan di kantor, seperti siaga SAR rutin, siaga SAR khusus, olah raga, latihan SAR, hingga membersihkan peralatan SAR.

“Bahkan, sebelum ikut dalam operasi SAR di Sungai Solok, dia baru saja selesai melaksanakan operasi SAR di tempat lain. Tanggung jawabnya dalam tugas luar biasa. Kami semua salut atas dedikasinya selama ini,” jelas Mustari, Kepala Kantor SAR Medan.

Ya, panggilan jiwa dalam setiap tugas kemanusiaan menjadi semangat dan motivasinya. Demi tugas, demi misi menyelamatkan nyawa orang yang sedang tertimpa musibah, dia mengorbankan jiwa dan raganya. Dia memahami, bahwa tugas itu tidak mudah. Namun, dengan dedikasi dan keberanian, tanpa ragu dia laksanakan tugas itu, bahkan hingga pengorbanan terakhir.

Kehilangan Dodi menjadi luka yang sangat menyakitkan bagi insan SAR. Namun, pengorbanan Dodi tidaklah sia-sia. Dia gugur sebagai pahlawan. Dia akan selalu dikenang dalam setiap misi penyelamatan yang Basarnas laksanakan ke depan.

Pengabdian tanpa pamrih yang ia lakukan menjadi contoh nyata keberanian dan ketulusan yang menginspirasi seluruh insan SAR. Pengorbanannya akan selalu menjadi bagian dari perjalanan panjang Basarnas dalam melayani negeri tercinta ini.

Terima kasih, Dodi. (*)