KARANGASEM - Tim SAR gabungan dengan kekuatan 198 personil melaksanakan siaga 24 jam antisipasi erupsi Gunung Agung, Senin (11/12). Diantara mereka, ada yang ditempatkan di pos aju Rendang sebanyak 36 orang, pos aju Selat berjumlah 52 orang, sementara di pos aju Jasri 3 orang dan 21 orang lainnya ditempatkan di pos aju Les. Di posko utama Tanah Ampo juga di siagakan 38 personil dan petugas komunikasi sebagai fungsi koordinasi di masing-masing pos aju. Tentunya kesiapsiagaan ini tak hanya didukung dengan banyaknya personil namun juga peralatan SAR dan kendaraan operasional guna melaksanakan proses evakusi. Diungkapkan oleh Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar (Basarnas Denpasar), Ketut Gede Ardana, S.E. bahwa tak hanya Basarnas yang andil di sini (prose evakuasi), keterlibatan setiap instansi yang memiliki personil mempuni di bidang SAR ataupun medis, sangatlah diperlukan. "Seperti evakuasi orang sakit, gangguan jiwa atau pengungsi yang meninggal dunia, sudah pasti diperlukan ambulance, itu kita dapat dari PMI ataupun dinas kesehatan," tuturnya. Kerja sama yang baik dan koordinasi berimbang dapat menjadi salah satu faktor yang memperlancar jalannya tugas kemanusiaan ini. "Kita jauhi ego sektoral, yang terpenting adalah melayani masyarakat dengan kemampuan yang kita punya," imbuhnya. Selama ini Basarnas sebagai leading sector dalam proses evakuasi telah bekerja sama dengan BPBD, SAR Sabhara Polda Bali, Kodim 1623 Karangasem, Pol PP Karangasem, Orari, Damkar Karangasem, TNJ Yonzipur 83, PMI, Baguna serta relawan lainnya. "Semuanya kita lakukan bersama, ikatan yang solid itu yang kita butuhkan di lapangan saat kondisi seperti ini. Bagus sekali dan saya bangga dengan mereka," pungkas Ardana.
Cuaca ekstrim seperti yang tercatat oleh BMKG menjadi tantangan tersendiri untuk tim SAR selalu siap siaga merespon permintaan bantuan dari masyarakat. Peringatan Dini Cuaca Bali yang dikeluarkan oleh BMKG Denpasar tertanggal 11 Desember 2017 pada pukul 14.30 WITA, yakni masih terjadi Hujan Sedang-Lebat di Mendoyo, Gerokgak, Busungbiu, Pupuan, Banjar, Abang, Bebandem, Selat, Rendang, Tembuku, Susut, Bangli, Payangan, Tegallalang, Tampaksiring, Kintamani, Petang, Kubutambahan, dan dapat meluas ke wilayah Melaya, Negara, Seririt, Pekutatan, Selemadeg, Baturiti, Sawan, Sukasada, Kubu, Ubud, Abiansemal, Gianyar, Blahbatuh, Sukawati, Tejakula, Penebel, dan sekitarnya. Kondisi cuaca seperti ini biasanya menimbulkan Kondisi membahayakan manusia, misalkan pohon tumbang, tanah longsor, ataupun banjir. Seperti yang terjadi di Jalan Singaraja-Gilimanuk, pohon besar tumbang dan mengganggu akses jalan. Pada pukul 18.05 Wita 4 orang personil Pos SAR Buleleng menyingkirkan pohon yang menutup sebagian jalan utama tersebut. "Keadaan seperti inilah memerlukan kesigapan tim, bisa jadi pengguna jalan yang terimbas bahayanya jika tak segera disingkirkan pohon yang tumbang ini," kata koordinator pos SAR Buleleng, Made Neksen. Ia juga sempat menuturkan bahwa timnya baru saja selesai melaksanakan operasi SAR 2 remaja yang tenggelam di air terjun Tembok Barak Sambangan. "Harus mengesampingkan rasa lelah, ketika tugas memanggil harus cepat direspon," tegasnya.
Di tempat berbeda personil pos SAR Buleleng yang berada di pos aju Les Buleleng membagikan masker kepada warga yg melintas di jalan Raya Tejakula Singaraja - Tianyar, Karangasem. Terkadang masyarakat tak menyadari bahaya yang dapat ditimbulkan jika terlalu sering menghirup debu semburan dari Gunung Agung. Seperti dilansir dari hasil pengamatan PVMBG, Gunung Agung masih mengeluarkan asap bercampur debu melalui letusan ataupun hembusan. Pada hari ini dalam periode pengamatan Senin (11/12) dari pukul 12.00 Wita hingga 18.00 Wita bahwa telah terjadi hembusan sebanyak 10 kali serta low frekuensi 4 kali. Juga masih ada Tremor Menerus (Microtremor) terekam dengan amplitudo 1-2 mm (dominan 1 mm). Asap kawah bertekanan sedang teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas sedang dan tinggi 1500 m di atas puncak kawah. Volume curah hujan 1.8 mm per hari. Ketut Gede Ardana menghimbau kepada masyarakat yang terdampak agar lebih perduli dengan keselamatan diri. "Melindungi diri dari debu vulkanik itu penting, jangan disepelekan, karena kita tidak tahu kondisi seperti ini sampai kapan akan terjadi," tuturnya. Untuk itulah di beberapa kesempatan, Basarnas dan tim SAR gabungan menyempatkan untuk memberikan masker secara gratis di beberapa titik yang terdampak sebaran debu vulkanik. (ay/ hms dps)