JAKARTA – Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Kabasarnas) Marsdya TNI Kusworo membuka kegiatan workshop “Strategi Kolaboratif Antar Instansi Dalam Penguatan Kesiapsiagaan Search and Rescue (SAR) Dalam Menunjang Keselamatan Pelayaran” di Hotel Novotel Gajah Mada, Glodok, Jakarta Barat, Senin (23/09/2024).
Workshop yang diprakarsai Basarnas tersebut mengundang 23 kementerian/lembaga, 10 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan asosiasi, 6 civitas akademika, dan 34 perusahaan pelayaran.
Workshop yang dipandu oleh presenter Fristian Griec dan ditayangkan secara langsung melalui channel youtube official Basarnas ini menghadirkan narasumber dari berbagai institusi yang kompeten di bidang pelayaran.
Pada sesi pertama, menghadirkan narasumber dari Direktorat Kenavigasian Ditjen Hubungan Laut Kementerian Perhubungan dengan tema “Penguatan Maritime Safety Information (MSI) Untuk Meningkatkan Respon Darurat Pada Sektor Pelayaran”. Narasumber kedua KNKT dengan tema “Analisa dan Evaluasi Kecelakaan Pelayaranan di Indonesia”. Dan, narasumber ketiga dari Direktorat Kesiapsiagaan Basarnas dengan tema “Sinergitas Dalam Meningkatkan Kesiapsiagaan SAR Pada Sektor Pelayaran”.
Pada sesi kedua, tema yang dibahas terkait penguatan kapasitas SAR maritim dengan menghadirkan narasumber dari PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo), PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry, Gabungan Pengusaha Nasional Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (GAPASDAP), dan Indonesian National Shipowners Association (INSA).
“Seperti kita ketahui, operasi SAR pada kecelakaan bidang pelayaran mendominasi dalam 5 tahun terakhir. Berdasarkan data kami, dalam rentang tahun 2019 sampai dengan 2023, telah terjadi 3991 kecelakaan yang mencakup berbagai insiden, mulai dari kapal penumpang tenggelam, kecelakaan kapal kargo, hingga kecelakaan kapal para nelayan akibat cuaca ekstrem. Karena itu, workshop ini penting dalam rangka kolaborasi lintas instansi dan peningkatan kesiapsiagaan mengatasi dan mengantisipasi potensi kecelakaan di sektor pelayaran. Penguatan regulasi dan pengawasan diharapkan tidak hanya berdampak pada keselamatan sektor pelayaran, tetapi juga dapat memberikan manfaat bagi ekonomi secara keseluruhan,” ungkap Kabasarnas.
Diharapkan, melalui workshop ini dapat meningkatkan pemahaman tentang tantangan dan risiko di wilayah maritim, penguatan sinergitas untuk meningkatkan kesiapsiagaan pencarian dan pertolongan di Indonesia, mengidentifikasi tantangan dan peluang dalam koordinasi dan kolaborasi antar-instansi dalam meningkatkan kesiapsiagaan SAR, mendorong pemanfaatan teknologi dan inovasi untuk mendukung operasi SAR yang lebih responsif dan terpadu, serta membangun kerjasama yang berkelanjutan antara berbagai pemangku kepentingan dalam meningkatkan kesiapsiagaan SAR. (*)