JAKARTA – Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Kabasarnas) Marsdya TNI Kusworo membuka rapat Forum Koordinasi Potensi Pencarian dan Pertolongan (FKP3) tingkat pusat di Orchadz Hotel Industri, Kemayoran, Jakarta, Senin (26/8/2024). Forum yang dihadiri 150 peserta tersebut bertemakan “Dengan Semangat Quick Action, Kita Tingkatkan Kolaborasi Basarnas dan Potensi SAR Dalam Pelaksanaan Operasi SAR Berbasis Teknologi”.
“Kolaborasi antara Basarnas bersama Potensi SAR di lapangan, baik di tingkat pusat maupun daerah, selama ini sudah berjalan sangat erat. Potensi SAR selalu hadir pada setiap penanganan kegawatdaruratan, baik kecelakaan pesawat, kecelakaan kapal, kecelakaan dengan penanganan khusus, bencana pada fase tanggap darurat, maupun kondisi membahayakan manusia,” ungkap Kabasarnas.
Usai pembukaan, Kabasarnas dan Ketua SAR Dog Indonesia (SDI) menandatangi Memorandum of Understanding (MoU). Setelah itu, orang nomer satu di Basarnas tersebut menerima bantuan aplikasi Uplot SAR untuk Potensi SAR Basarnas dari Universitas Budi Luhur. Tidak hanya itu, Kabasarnas dan para Kepala Kantor SAR juga menerima call sign dari Ketua Umum Orari. Dan, Kabasarnas menyerahkan piagam penghargaan kepada 13 perwakilan Potensi SAR yang telah mengikuti Tactical Exercise (TE) II Indonesia SAR (Inasar) yang berlangsung di Kantor Pusat dan Balai Diklat Basarnas pada minggu yang lalu.
Setelah seremoni tersebut, masuk pada esensi FKP3 tingkat pusat yang diisi dengan diskusi panel. Panel I menghadirkan 3 pembicara, masing-masing Dr. Ir. Dody Ruswandi dari Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNPB); Mubasit, Sekjen Sekoma; serta Laksda TNI Eko Ribut Suyitno, Deputi Bidang Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas. Setelah selesai, diskusi panel yang dipandu presenter Gita Fita Prilila itu dilanjutkan dengan panel II dengan menghadirkan pembicara, masing-masing Marsdya TNI Fachrizet, Deputi Bidang Sarana Prasarana dan Sistem Komunikasi Basarnas; Marsma TNI Fajar Adrianto, Aspot Dirga Koopsudnas; Dr Ir Hendra Gunawan, Direktur Teknik dan Lingkungan Mineral dan Batubara Kementerian ESDM; dan Dr Albertus Sulaiman, S.Si., M.Si., Kepala Pusat Riset Ik