YOGYAKARTA, Sekolah Pascasarjana UGM bekerjasama dengan Basarnas menggelar Internasional Seminar on Coordination in Emergency Response Management, Senin (15/10/2018).

Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat kemitraan para pemangku kepentingan di bidang kebencanaan, khususnya di dalam tahap tanggap darurat.

Nugroho Budi Wiryanto, Deputi Bidang Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas mengatakan kegiatan ini dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) agar lebih terampil dalam melaksanakan tugas, dan profesional di bidangnya.

Selain bekerjasama dengan UGM, pihaknya juga akan menjalin kerjasama dengan kementerian lain untuk meningkatkan kapasitas Basarnas.

"Alat yang kita miliki cukup memadai, walaupun pengadaanya dariluar, maka ke depan kami akan produksi dalam negeri. Selain itu kerja sama dengan UGM harus ditingkatkan terus menerus untuk mendidik dan meningkatkan ilmu anggota Basarnas di sini," paparnya.

UGM1.jpeg

Diungkapkannya, Basarnas kini memiliki jumlah perseonel 3400-an orang. Angka itu terbilang sedikit lantaran idealnya, dengan luas negara dan potensi bencana yang menimpa maka diperlukan 7000 hingga 10 ribu personel.

Dengan demikian, untuk mengejar jumlah ini akan dilakukan seleksi CPNS.

"Kami juga punya basarnas special grup yg dididik khusus dan anggota dari seluruh Indonesia, harapanya kesiapan siagaan dalam menangami bencana bisa lebih baik. Dengan manajemen yang kuat maka bisa menentukan langkah-langkah yang baik dalam menanggapi bencana," tuturnya.

Sementara itu Dekan Sekolah Pascasarjana UGM Prof. Ir. Siti Malkhamah, M.Sc., Ph.D menuturkan kegiatan seminar internasional ini dilakukan untuk meningkatkan kapasitas SDM dan cara mengelola bencana yang tepat.

Dijelaskanya, beberapa materi yang disampaikan dalam seminar ini meliputi disaster management, mekanisme dan pengalaman dalam mengkoordinasi bantuan internasional, dan belajar dari Jepang dalam membentuk budaya tanggap bencana.

Selain itu ada grup diskusi tentang koordinasi lintas sektor serta bantuan internasional terkait penanganan bencana.

"Karena bencana di Indonesia banyak dan beraneka ragam kita harus siapakan cara dan teknologinya," terangnya.

UGM4.jpeg